AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
oleh jateng
BANJARNEGARA,Kondisi sedimentasi di Waduk Mrica kian memprihatinkan dan mendekati darurat. Penanganan sedimentasi waduk yang juga menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mendesak dan harus menjadi prioritas pemerintah pusat.
“Kondisi sedimen di Waduk Mrica saat ini sudah mendekati darurat. Ini menyangkut kepentingan nasional. Isu ini akan kami bawa ke pusat agar penanganannya menjadi prioritas,” kata Anggota DPD RI Perwakilan Jateng, Abdul Kholik, usai beraudiensi dengan Pemkab Banjarnegara, Selasa 26 Juli 2022.
Menurutnya, laju sedimentasi dari wilayah hulu DAS Serayu yang masuk di Waduk Mrica sekitar 6 juta meter kubik per tahun. Jika tanpa tindakan apapun, maka akan mengancam produksi listrik PLTA. “Kita masih punya waktu 2 tahun untuk menyelamatkan Waduk Mrica,” jelasnya. Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk menyelamatkan Waduk Mrica.
Seperti yang tengah dilakukan Pemkab Banjarnegara dengan Upland Project yakni optimalisasi lahan di dataran tinggi. Namun, upaya konservasi sungai Serayu juga membutuhkan kolaborasi dengan pihak lain.
Pj Bupati Banjarnegara mengungkapkan, volume sedimen Waduk Mrica saat ini sudah tinggi mencapai 83 persen. Diprediksi, jika tanpa penanganan apa pun, maka pada tahun 2025 waduk akan dipenuhi dengan sedimen. “Kami akan melakukan upaya reboisasi, pembuatan embung, dan memperbaiki pola tanam di hulu Serayu di Dieng,” katanya.
Dikatakan, baru-baru ini 5 kabupaten termasuk Banjarnegara yang dilalui Sungai Serayu sudah melakukan penandatanganan kesepahaman terkait konservasi Sungai Serayu. Pihaknya berharap, komitmen pemerintah daerah ini dapat mengoptmalkan upaya konservasi Serayu. “Dua tahun ini akan dioptimalkan, bahkan mungkin sampai 10 tahun ke depan,” tandas TriHarso.