15 September 2022 oleh jateng
KENDAL – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Jawa Tengah, Denty Eka Widi Pratiwi menyoroti sejumlah persoalan yang dihadapi nelayan Tawang di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Minggu (11/9).
Denty mengatakan, ada sekitar 11 ribu nelayan di kawasan tersebut, yang mengeluhkan sarana dan prasarana pelabuhan, ketersediaan BBM untuk nelayan, dan parahnya sedimentasi akibat sampah.
“Masih ada sejumlah persoalan yang dihadapi nelayan di Rowosari terkait dengan sarana dan prasarana dan keluhan akan ketersediaan BBM. Kami berharap pemerintah pusat memberikan perhatian mengingat peran nelayan Kendal yang produktif dan menjadi pemasok ikan yang cukup besar untuk wilayah Jawa Tengah,” tutur Denty.
Hal itu disampaikan Denty, usai hadir pada kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono di Rowosari, pada Minggu (11/9/2022). Hadir dalam kunjungan tersebut, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Lutfi, dan Bupati Kendal, Dico M Ganinduto beserta jajarannya.
Denty berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dalam mengatasi keluhan yang disampaikan para nelayan di Kendal tersebut. Dia juga mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah, antara lain Polri dalam mengawasi distribusi BBM.
“Hal yang mendasar adalah nelayan berharap ketersediaan BBM, meskipun tidak 24 jam, yang penting setiap hari ada. Ini sudah disampaikan oleh Bapak Kapolda bahwa Polri juga turut mengawasi distribusi agar tidak terjadi penyimpangan,” tukas Denty.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutannya, mengatakan, kunjungannya dalam rangka melihat langsung situasi di PPP Tawang. Terutama pasca adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pihaknya berkomitmen untuk terus mempermudah akses BBM bersubsidi untuk nelayan kecil. Sedangkan untuk skala industri, telah diterapkan harga BBM khusus untuk pelaku usaha kelautan dan perikanan.
“Koordinasi dengan Pertamina dan BPH Migas intensif kita lakukan dan sudah disetujui kebutuhan nelayan 2,2 juta kilo liter,” ungkapnya.
Menanggapi kelangkaan BBM di kalangan nelayan, Sakti mengatakan, Pertamina akan memenuhi kuota untuk nelayan kecil sesuai kebutuhan. Begitu pula dengan isu kenaikan harga BBM, pihaknya juga akan terus mengupayakan agar Pertamina memberikan harga terbaik untuk nelayan.
“Untuk memanfaatkan BBM subsidi, nelayan diwajibkan mendapat rekomendasi dari pelabuhan perikanan atau dinas kelautan dan perikanan setempat dengan persyaratan yang telah ditentukan,” imbuh Sakti.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab, para nelayan kepada Menteri KKP dan juga kepada Bupati Kendal.
Salah seorang nelayan Gempolsewu, Darmanto mengatakan, kelangkaan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN) diduga akibat adanya jual beli pihak SPBN setempat dengan para nelayan dari luar desa Gempolsewu.
“Permasalahan yang sebenarnya, di SPBN, terjadi kecurangan. Jadi dari kabupaten lain itu beli disini. Padahal nelayan di Gempolsewu saja kekurangan solar, dan jawaban dari petugas SPBN itu, yang penting dapat uang, yang penting bayar. Gitu pak jawabannya,” katanya.
Padahal pengurangan BBM solar bersubsidi menurut informasi yang ia peroleh, solar dari Pengapon Semarang yang tadinya 32 truk tangki, kini hanya 17 truk tangki.
“Sudah ada pengurangan kok masih dijual di kabupaten lain. Kalau masih satu kecamatan kami masih ditolerir, tapi ini dari kabupaten lain, dari Kabupaten Batang pada beli disini. Untuk itu kepada bapak bupati, supaya petugas SPBN itu dikasih tahu. Kalau nelayan di sini saja masih kekurangan, jangan melayani daerah lain,” tandas Darmanto.
Bupati Kendal Dico M Ganinduto dalam sambutannya memaparkan, jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Kendal mencapai 11 ribu nelayan. Termasuk nelayan di Tawang, Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari.
“Keseharian nelayan, akan menjual hasil tangkapannya di TPI, yakni TPI Tawang ini, TPI Sendang Sikucing, TPI Tanggul Malang, TPI Bandengan dan TPI Karangsari. Ke depan TPI akan kita kembangkan, yakni TPI Mbirusari dan TPI Bandengan,” paparnya.
Dico menjelaskan pihaknya sudah menggandeng perbankan, untuk bisa melaksankan sistem E-Lelang di TPI, supaya masyarakat nelayan tidak bingung lagi terkait penjualan ikan hasil tangkapan.
Dico juga akan menindaklanjuti terkait dengan keterbatasan kuota BBM bersubsidi, khususnya solar.
“Kami akan menggangdeng Badan Usaha Milik Nelayan (BUMNel), untuk bisa mengelola langsung solar, yang akan didistribusikan kepada nelayan,” ujarnya.
Sumber : https://dentyeka.id/index.php/2022/09/11/denty-minta-pemerintah-pusat-perhatikan-keluhan-nelayan-kendal/