Abdul Kholik, Dorong Reaktivitasi Jalur KA Purwokerto-Wonosobo Jadi Prioritas, Solusi Masalah Logistik dan Transportasi",

05 Agustus 2024 oleh jateng

DPD RI Jawa Tengah, - Abdul Kholik DPD RI Jateng Gelar FGD reaktivasi kereta api rute Purwokerto-Wonosobo, bersama Pemprov Jateng. Dengan percepatan pembangunan reaktivasi jalur kereta senilai Rp 8,3 triliun itu, sebanyak 16 stasiun akan berfungsi kembali. Selain itu, 12.930 penumpang dapat diangkut setiap hari bila telah beroperasi pada 2044 mendatang. Abdul Kholik menilai menurut feasibility study (FS) 2022 atau studi kelayakannya rute Purwokerto-Wonosobo harusnya menjadi prioritas pertama. Sedangkan rute Semarang-Rembang dan rute Kedungjati Ambarawa-Yogyakarta menjadi prioritas berikutnya pembangunan rute kereta api di Jateng. "Ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan akses dan mendorong ekonomi daerah di kawasan selatan sampai ke tengah, yang sangat sulit untuk bisa mendapatkan akses selain kereta api," ujar Kholik usai FGD Reaktivitasi Kereta Api Purwokerti-Wonosobo di kantor DPD RI Jawa Tengah, Kamis (1/8/2024). Menurutnya, jalur transportasi publik di Yogyakarta kini terbantu oleh Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA). Sementara jalur di Rembang kini berdekatan dengan akses jalan tol, stasiun, hingga jalur laut yang bisa digunakan. "Faktanya hari ini sebenarnya sudah ada akses yang lebih cepat, karena Jogja sudah bergeser ke YIA sebagai pintu masuknya. Yang ke rembang juga begitu, karena sudah ada tol dan juga ada aspek laut sebenarnya bisa digunakan. Tol dan kereta jalur tengah sudah mendekati akses itu. Rembang, Blora, sudah tercakup disitu," bebernya. Untuk itu Kholik berharap proyek yang semula direncanakan untuk digarap mulai 2030 itu bisa mendapat prioritas dari jalur lainnya dan dipercepat pembangunannya. Sehingga keberadaan jalur kereta Purwokerto-Wonosobo dapat menjadi solusi permasalahan logistik dan memenuhi akses transportasi publik bagi masyarakat setempat. Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Jateng, Rudi Pitoyo menambahkan, rute Purwokerto-Wonosobo akan memiliki panjang mencapai 92 kilometer. Proyek itu menelan total biaya Rp 8,3 triliun. Mulai untuk biaya pembebasan lahan, konstruksi jalur kereta api, hingga biaya manajemen dan contigency. "Tentunya ada perbedaan nanti ya, tadi ada data yang 91 km, ada yang 89 km, ada yang 92 km," tutur Rudi. Dia menyebut adanya kendala dalam proses reaktivitasi rute itu. Salah satunya, banyaknya bangunan dan beragam infrastruktur di jalur kereta api yang lama, yang digunakan masyarakat sebagai tempat dagang maupun tempat tinggal. "Tadi kita sampaikan bahwa topografi yang di sana juga menjadi tantangan kami, terus kondisi lahan, terus kondisi gempa bumi juga menjadi pertimbangan-pertimbangan," lanjutnya. Perwakilan Dishub Jateng, Kepala Balai Trans Jateng, Joko Setyawan mendukung percepatan reaktivitasi pada rute kereta api di Purwokerto-Wonosobo tersebut. "Sehingga prioritasnya kalau kita ngomong tentang kemanfaatan bisa bergeser ke arah selatan gitu sehingga ini bisa diajukan untuk menjadi percepatan supaya pembangunan ini bisa lebih cepat dari yang sudah direncanakan di FS," ungkapnya. Lebih lanjut, hasil dari FGD ini akan disampaikan DPD RI Jateng kepada pemerintah pusat dan DJKA. Sehingga agar pemerintah mempertimbangkan urgensi percepatan reaktivasi jalur kereta Purwokerto-Wonosobo.