AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
oleh jateng
TEMANGGUNG – Harga bahan pokok saat ini terus mengalami kenaikan, seperti cabe rawit, terigu, bawang merah, telour, daging ayam, hingga sayur mayur. Sejumlah pedagang makanan mengaku pusing dengan kenaikan harga bumbu untuk memasak yang tinggi saat ini.
Kepada Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Denty Eka Widi Pratiwi, para pedagang makanan mengeluhkan omzet mereka yang tidak dapat menutup biaya produksi. Pedagang makanan kecil tersebut biasanya membawa makanan buatan mereka ke pasar untuk dititipkan kepada pedagang yang kue.
“Keuntungan sekarang tipis, soalnya harga bahan baku naik, ndak balik modal,” keluh pembuat kue kecil yang dijual di pasar tradisional Temanggung.
Dia sendiri tidak berani menaikkan harga, karena takut dagangannya justru tidak laku.
Curhat lainnya juga disampaikan pedagang yang berjualan nasi bungkus. Kenaikan harga cabai yang menembus angka Rp 100 ribu membuatnya harus pintar-pintar mengolah masakan. “Pembeli komplain, masakannya kurang mantep karena cabenya kurang, risiko ya seperti ini kalau cabe mahal,” tukasnya.
Para pedagang berharap pemerintah memberikan perhatian dengan keadaan tersebut. Mereka berharap harga bisa stabil dan normal kembali, karena akan mempengaruhi kelangsungan usaha kelas ekonomi kecil.
Menghadapi curhat tersebut, Denty juga berharap, pemerintah dapat melihat keadaan pedagang UMKM. Harga bapok stabil dengan harga tinggi, meskipun Hari Raya Idul Fitri sudah berlalu.
“Masyarakat saat ini dalam kondisi yang sulit, dihimpit harga tinggi bapok, apalagi ini menjelang tahun ajaran baru, dimana mereka juga harus memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Semestinya ini menjadi early warning bagi pemerintah, tentang pendekatan kebijakan pangan di masa yang akan datang. Jangan sampai Indonesia yang subur mengalami krisis stok pangan di masa yang akan datang,” tandasnya.